Pengamat politik Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo memperkirakan bahwa Partai Demokrat akan terkena turbulensi politik internal. Hal itu terjadi sebagai akibat dari kecenderungan kekuasaan pada keluarga Cikeas.
"Memang dinastinya keterlaluan. Hampir semua partai juga ada politik kekerabatan, tapi paling mencolok itu ya partai Demokrat sehingga lambat laun akan muncul resistensi di internal partai Demokrat," jelas Karyono pada VOI, Kamis, 25 Februari.
BACA JUGA:
KLB Partai Demokrat tak semudah yang dibayangkan
Karyono juga mengakui bahwa Kongres Luar Biasa Partai Demokrat (KLB PD) tak gampang dilakukan lantaran ketua majelis tinggi berada dalam genggaman Susilo Bambang Yudhoyono, yang merupakan ayah kandung dari Agus Harimurti Yudhoyono, pria yang mejabat sebai ketua Demokrat sekarang ini.
Ditambah dengan jabatan sekretaris majelis tinggi yang berada dalam genggaman Andi Malarangeng, loyalis SBY dan AHY.
"Dipersulit engga? Karena itu, KLB resmi menurut saya tidak semudah yang dibayangkan," paparnya.
Kecuali, kata dia, terjadi dualisme kepengurusan Partai Demokrat seperti yang terjadi pada Partai Golkar dahulu. Dengan begitu akan diakui kepengurusan partai politik yang telah mengantongi surat keputusan (SK) dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.
"Kecuali para pendiri Demokrat kemudian jajaran pengurus di DPD maupun DPP membuat pengurus tandingan seperti halnya Golkar dulu. Ada kubu ARB dan Agung Laksono, ada Munas Bali dan Munas Ancol," jelas Karyono.
Partai Demokrat akan mengalami goncangan soliditas
Menurut Karyono, jika semakin lama banyak yang tidak setuju dengan kepemimpinan Demokrat hari ini, goncangan soliditas partai akan semakin terasa. Kalau diinternal Demokrat yang kecewa atau tidak puas dengan kepemimpinan AHY kemudian mengkristal, kata dia, maka bisa juga mengancam posisi AHY dan juga mengancam posisi keluarga dinasti Cikeas.
"Kalau misalnya kubu Anas Urbaningrum bergabung dengan Marzuki Alie kemudian Max Sopacua dan ada beberapa pendiri partai Demokrat, semua kekuatan yang tidak puas dengan kepemimpinan AHY bersatu, maka akan memunculkan turbulensi politik di internal partai Demokrat yang dampaknya akan semakin membuat Demokrat terpuruk. Jika situasi ini terus berlangsung," jelas Karyono.
Apabila turbulensi politik diinternal Demokrat menguat, sambung Karyono, kemungkinan akan ada jalan kompromi agar partai dapat bertahan. Terlebih, keutuhan partai diperlukan untuk kepentingan pemilihan umum 2024.
Selain informasi terkait Partai Demokrat dan politik lain, dapatkan informasi dan berita nasional maupun internasional lainnya melalui VOI.id.
Terkait
