JAKARTA – Memori hari ini, tiga tahun yang lalu, 2 April 2022, Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas meminta penceramah/mubaligh (dai) ceramah dengan bahasa santun di bulan Ramadan hingga Idulfitri. Keinginan itu diungkapnya supaya penceramah meningkat nilai kebangsaan.
Sebelumnya, Yaqut dikenal sebagai tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang vokal. Tindak-tanduknya membela hajat hidup umat Islam hadir di mana-mana. Ia kerap melemparkan kritik kepada kebijakan pemerintah. Belakangan ia merasakan sendiri kritik kala berada di dalam kekuasaan.
Upaya meningkatkan hajat hidup umat Islam tak sepenuhnya mudah. Pemerintah Indonesia tak selalu benar urusan memperjuangkan hajat hidup umat Islam. Ragam kebijakan kerap memunculkan polemik. Kondisi itu membuat tokoh-tokoh ormas Islam tak tinggal diam.
Yaqut Cholil Qoumas, misalnya. Pemimpin GP Ansor itu dikenal vokal dalam mengkritisi kebijakan pemerintah – utamanya Kemenag. Ambil contoh saat pemerintah mulai melarang keras urusan penggunaan cadar di instansi pemerintahan pada 2020.
Cadar dianggap sebagai simbol radikalisme. Yaqut tak setuju. Ia menganggap urusan cadar bukan hal subtansial yang harus diangkat level Kemenag. Yaqut berpandangan urusan ideologi Kemenag bisa langsung saja memberantas kelompok radikal, bukan penampilan umat Islam.

Kritik Yaqut mendapatkan dukungan banyak pihak. Puncaknya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mempercayakan Yaqut jadi Menag menggantikan Fachrul Razi sedari akhir 2020. Yaqut dianggap mempuni urusan agama.
Latar belakangnya sebagai tokoh NU tak perlu diragukan. NU memahami bagaimana cara merawat keberagaman Indonesia. Modal penting itu dianggap sudah ada pada sosok Yaqut. Ia bisa menjaga kehidupan beragama di Indonesia jadi lebih damai dan tentram.
"Sebenarnya banyak yang dikerjakan, tapi kalau mau dirangkum itu hanya menjadi satu kalimat pendek yaitu bagaimana membuat agama sebagai inspirasi, bukan aspirasi. Itu bisa di-breakdown ke banyak hal, baik bagaimana cara berhubungan antar umat beragama, inter umat beragama. dan kita lihat nanti pasti akan ada terobosan-terobosan dari Kemenag yang akan berbeda dari masa-masa sebelumnya," ungkap Yaqut dalam pelantikannya sebagai Menag sebagaimana dikutip laman BBC Indonesia, 24 Desember 2020.
Eksistensi Yaqut sebagai Menag tak berlangsung mulus. Ia mendapatkan kritik dari sana sini. Ia juga diketahui ikut mengurusi hal yang tak substansial sebagai Menag. Yaqut mencoba ikut campur dalam meminta dai yang mengisi ceramah Ramadan dengan bahasa yang santun.
Keinginan itu tertuang dengan hadirnya Surat Ederan Menag Nomor 08 tahun 2022 pada 29 Maret 2022. Setelahnya surat edarat itu baru dipublikasi secara luas pada 2 April 2022. Kehadiran surat itu dianggap sebagai bentuk membatasi isi ceramah.
BACA JUGA:
Yaqut pun mendapat kecaman. Ia dianggap hanya menghendaki dai yang pro pemerintah saja. Sedang mereka yang tak kontra tak didukung. Bahkan, tak sedikit juga yang menganggap bahwa Yaqut kurang kerjaan hingga mengurusi muatan dan gaya seorang dai.
"Para mubaligh/penceramah agama diharapkan berperan memperkuat nilai-nilai keimanan, ketakwaan, persatuan, kerukunan, kemaslahatan umat, dan kebangsaan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui materi dan bahasa dakwah yang bijak dan santun sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan AsSunnah, serta tidak mempertentangkan masalah khilafiyah," ungkap isi surat ederan yang dikutip dari laman Kemenag.go.id, 2 April 2022