JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat, ekspor komoditas perikanan pada periode 24 Maret-2 April 2025 atau selama libur Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah tetap berjalan dengan nilai mencapai Rp1 triliun.
Kepala Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan BPPMHKP KKP Ishartini mengatakan, ekspor perikanan tersebut tetap berlangsung di 32 provinsi selama libur Lebaran.
"Adapun komoditas perikanan unggulan Indonesia di pasar global di antaranya udang, tuna-skipjack, cephalopod (cumi dan gurita), kepiting serta rumput laut," ujar Ishartini seperti dikutip dari laman resmi KKP, Selasa, 8 April.
Ishartini menjelaskan, sejumlah negara tujuan ekspor perikanan pada periode libur Lebaran 2025 adalah Australia; Thailand; Uni Emirat Arab; Tiongkok; Jerman; Hong Kong; India; Italia; dan Jepang.
Berikutnya ada Malaysia; Qatar; Singapura; China Taipei; Amerika Serikat; Belanda; Timor Leste; Vietnam; dan Korea.
Tak sampai di situ, ekspor juga dilancarkan ke Kuwait; Filipina; Spanyol; Prancis; Yordania; Irlandia; Puerto Rico; Zimbabwe; dan Meksiko.
Berdasarkan data KKP, provinsi yang paling rajin melancarkan ekspor komoditas perikanan selama periode libur Lebaran 2025 adalah Sumatra Utara dengan frekuensi ekspor 413 kali dan volume 4.540.893 kg atau sekitar 4.540,89 ton, diikuti Jawa Timur melalui Pelabuhan Tanjung Perak sebanyak 133 kali ekspor mencapai 2.850.832 kg atau 2.850,83 ton.
Lalu, Sulawesi Selatan sebanyak 131 kali seberat 1.850.855 kg atau 1.850,85 ton; Bali sebanyak 159 kali seberat 312.902 kg atau 312,9 ton; Kepulauan Riau sebanyak 54 kali seberat 227.822 kg atau 227,82 ton; dan Papua Barat Daya melalui Sorong sebanyak 17 kali dengan volume 46.047 kg atau 46,04 ton.
Kemudian, Bangka Belitung sebanyak 11 kali seberat 41.290 kg atau 41,29 ton, Kalimantan Selatan sebanyak 19 kali seberat 22.974 kg atau 22,97 ton serta Nusa Tenggara Timur sebanyak 18 kali ekspor senilai 13.159 kg atau 13,15 ton.
"(Sehingga) total ekspor perikanan nasional selama periode lebaran H-7 sampai H+1 frekuensinya sebanyak 2.774 kali, dengan volume total 20,2 juta kg atau lebih dari 20.000 ton dan diperkirakan bernilai Rp1 triliun," kata dia.
BACA JUGA:
Secara umum, Ishartini menyebut, kegiatan ekspor komoditas perikanan dari Sabang sampai Merauke terlayani dengan baik oleh 47 unit pelaksana teknis (UPT) dalam naungan BPPMHKP KKP yang tersebar di seluruh provinsi.
Menurut Ishartini, pelayanan penerbitan Sertifikat Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SMKHP) pun tetap berjalan lancar, mengingat ikan merupakan komoditas ekspor nonmigas andalan RI yang menjangkau 140 negara.
"Alhamdulillah juga seluruh kegiatan ekspor tidak ada kendala di negara tujuan, karena memang seluruh negara sudah terinformasikan tentang HC Mutu yang merupakan jaminan produk perikanan telah melalui proses sesuai standar sanitasi, higiene dan keamanan pangan yang berlaku internasional," pungkasnya.