Bagikan:

JAKARTA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar, Sarmuji merespons kabar pertemuan Presiden RI Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Senin, 7 April, malam. Menurutnya, pertemuan kedua tokoh bangsa tersebut sangat bagus di tengah dinamika politik nasional saat ini. 

"Silaturahmi itu ya pasti membawa energi positif buat bangsa untuk lebih maju," ujar Sarmuji saat dihubungi, Selasa, 8 April. 

Selain itu, lanjut Sarmuji, pertemuan semalam menandakan sikap kerendahan hati seorang kepala negara untuk menemui pendahulunya. 

"Kedua, tampak sekali kerendahan hati presiden ya mengunjungi Bu Mega selaku orang yang lebih tua. Karena kalau berdasarkan posisi saja, mungkin tidak seperti itu. Biasanya presiden yang disowani, tetapi Pak Prabowo mau berkunjung silaturahmi ke Bu Mega," kata Sarmuji. 

"Mungkin Bu Mega lebih tua dari sisi umur dan pernah menjadi presiden Indonesia juga. Jadi itu mencerminkan kerendahan hati beliau," sambungnya. 

Sarmuji menilai, Prabowo dan Megawati melakukan pertemuan dalam rangka untuk kepentingan bangsa dan negara. "Jadi perbedaan apapun, beda perspektif seperti apapun, itu asalkan tujuannya untuk bangsa dan negara pasti ada titik temunya. Dan titik temunya adalah bagaimana menjaga kondusivitas bangsa dan negara ini di saat penuh tantangan, bukan hanya tantangan di dalam negeri, persoalan-persoalan dalam negeri, tetapi juga persoalan global yang saat ini memang sedang tidak baik-baik saja," katanya. 

"Perang tarif antara negara-negara besar dan Indonesia juga kena imbasnya perang tarif Amerika. Termasuk juga perang tarif Amerika dan Cina itu bisa membawa dampak yang signifikan bagi bangsa ini. Sehingga bangsa ini membutuhkan stabilitas yang lebih baik menghadapi problem bersama dengan cara pandang yang sama," lanjut Sarmuji. 

Terkait Prabowo akan menggandeng PDIP masuk dalam pemerintahan,  Sarmuji menyerahkan hak itu kepada Presiden. 

 

"Kalau itu tergantung Presiden aja. Kami loyal pada Presiden. Presiden bagaimana memandang perlu tidaknya masuk kabinet, monggo saja penilaian Presiden seperti apa. Karena di luar atau di dalam itu sama-sama baik. Di dalam bisa berkontribusi langsung, tapi di luar juga bisa memberikan konsepsi banding dan bisa memberi kontrol yang dampaknya juga akan baik," pungkasnya.