Bagikan:

JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto meyakini Indonesia mampu menghadapi akibat tarif resiprokal yang diterapkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump atau tarif Trump. Negara ini disebutnya sudah diuji dengan berbagai krisis, termasuk saat pandemi COVID-19.

Hal itu disampaikannya saat diwawancara tujuh pemimpin redaksi di kediamannya di Hambalang, Bogor, Jawa Barat pada Minggu, 6 April.

“Saya sangat prihatin, tapi ini fakta yang dihadapi semua dunia. Saya percaya basic kita kuat, whatever happened, saya kira kita akan survive,” kata Prabowo dikutip dari keterangan yang dibagikan Tim Media Prabowo, Senin, 7 April.

“Kita survive krisis berkali-kali, 1998, 2008, termasuk COVID, tapi kuncinya kalau ada kerukunan,” sambungnya.

Meski begitu, tarif Trump ini disebut Prabowo akan mempengaruhi industri tekstil, sepatu, garmen, dan furnitur yang masuk dalam kategori padat karya. Tapi, ia akan cari jalan keluar dan memitigasi dampak yang muncul.

Salah satunya dengan mengajak bicara para stakeholder di bidang tersebut. “Saya harus kumpul dengan tokoh-tokoh industri, kita bicara, kita cari jalan keluar, kita mitigasi kesulitan yang akan ditimbulkan,” tegas mantan Menteri Pertahanan tersebut.

Sementara soal pasar modal, Prabowo juga punya keyakinan yang sama. Hanya saja, kenaikan atau penurunan tak bisa dihindarkan karena mekanisme pasar. 

Di sisi lain, utang negara serta inflasi Indonesia disebut Prabowo termasuk ke dalam kategori yang rendah jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya di dunia.

“Kalau saya lihat, fundamental kita kuat. Apa yang terjadi di pasar saham, kita punya kekuatan dan kita akan investasi,” ujarnya.

“Saya tidak terlalu takut dengan pasar modal karena Indonesia punya kekuatan. Hutang kita dibandingkan dengan banyak negara, hutang kita salah satu yang secara perbandingan terkecil di dunia. Inflasi kita terendah di dunia,” pungkas mantan Danjen Kopassus itu.