JAKARTA - Surat dari Presiden AS Donald Trump kepada para ulama Iran telah disampaikan oleh Anwar Gargash, penasihat diplomatik presiden Uni Emirat Arab.
Trump pekan lalu mengatakan dirinya mengirim surat kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei yang mengusulkan pembicaraan tentang kesepakatan nuklir.
Trump memperingatkan "ada dua cara untuk menangani Iran: secara militer, atau Anda membuat kesepakatan" yang mencegah Teheran memperoleh senjata nuklir.
Khamenei, yang memegang keputusan akhir dalam masalah negara Iran, segera menanggapi Teheran tidak akan diintimidasi untuk berunding dengan "tuntutan berlebihan" dan ancaman.
Pada Selasa, Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan Teheran tidak akan berunding dengan ancaman yang menghantuinya, dan dengan marah mengatakan kepada Trump untuk "melakukan apa pun yang Anda inginkan", media pemerintah Iran melaporkan dilansir Reuters, Rabu, 12 Maret.
Gargash bertemu dengan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi pada hari Rabu, kata media pemerintah Iran. Juru bicara kementerian luar negeri Iran Esmaeil Baghaei tidak memberikan rincian tentang pertemuan tersebut.
BACA JUGA:
UEA, salah satu mitra keamanan utama Washington di Timur Tengah dan tuan rumah bagi pasukan AS, juga memelihara hubungan hangat dengan Teheran.
Meskipun ada ketegangan di masa lalu, hubungan bisnis dan perdagangan antara kedua negara tetap kuat, dengan Dubai menjadi pusat komersial utama bagi Iran selama lebih dari satu abad.
Sambil membiarkan pintu terbuka untuk pakta nuklir dengan Teheran, Trump telah mengembalikan kampanye "tekanan maksimum" yang diterapkannya dalam masa jabatan pertamanya sebagai presiden untuk mengisolasi Iran dari ekonomi global dan mendorong ekspor minyaknya menuju nol.
Pada tahun 2018, Trump keluar dari kesepakatan nuklir Teheran tahun 2015 dengan kekuatan dunia dan menerapkan kembali sanksi yang telah melumpuhkan ekonominya.
Teheran bereaksi setahun kemudian dengan melanggar pembatasan nuklir kesepakatan tersebut.